PajakOnline.com—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memulai uji coba pasar atau market trial secara terbatas untuk produk bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bioetanol 5 persen (E5) pada awal Juli 2023 mendatang.
Direktur Jenderal Energi Baru, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, uji coba campuran bensin dengan turunan tetes tebu ini bakal difokuskan untuk wilayah Jawa Timur.
“Di wilayah Jawa Timur sekitar Surabaya, Mojokerto, karena pabriknya ada di sana, di Malang dan Mojokerto, sekarang kita fokus ke Mojokerto dulu yang 10.000 liter,” kata Dadan, di Kementerian ESDM, Jakarta, kemarin.
Dadan menargetkan uji coba komersial bauran bensin E5 itu dapat mencapai 40.000 liter tahun ini. Namun demikian, dia menerangkan, disparitas harga yang mungkin muncul dari harga bensin nonsubsidi dengan harga indeks pasar (HIP) bioetanol tidak bakal dibantu pemerintah.
“Kita dengan Pertamina masih desain mau dicampur ke bagian yang mana, supaya per sekarang tidak ada subsidi dari pemerintah jadi harus masuk ke BBM yang secara harga tidak membutuhkan bantuan atau insentif,” katanya.
Torehan produksi bioetanol fuel grade belakangan berada di 40.000 kiloliter (kl) per tahun. Padahal kapasitas produksi bioetanol di beberapa pabrik utama yang tersebar di Provinsi Jawa Timur mencapai 100.000 kl setiap tahunnya.
“Beda dengan sawit, kalau ini kan bersifat terbatas itu molase dari pabrik gula dan dipakai juga untuk industri lain jadi kita cuma bisa di angka itu, makanya sekarang ada Perpres supaya target 1,2 juta kl bisa tercapai,” ucap dia.
Diketahui, kapasitas produksi 100.000 kl itu berasal dari PT Energi Agro Nusantara (Enero) dengan kemampuan 30.000 kl. Selain Enero, PTPN XI juga memiliki pabrik dengan kapasitas 7.000 kl per tahun. Di samping itu, dua perusahaan swasta juga memproduksi bioetanol sejak 2017, yakni PT Malindo Raya berkapasitas 51.000 kl per tahun dan PT Etanol Ceria Abadi berkapasitas 12.000 kl per tahun.
Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, perseroannya bakal mencoba melakukan sejumlah penyesuaian bauran E5 pada setiap jenis bensin untuk mendapat tingkat keekonomian yang sesuai di sisi hulu dan hilir. “Untuk harganya tentu akan sangat kompetitif dengan BBM di kelasnya,” kata Irto.