PajakOnline.com—Perekonomian Australia tumbuh lagi setelah pandemi Covid-19 mendorongnya masuk ke jurang resesi hingga minus 7% untuk yang pertama kalinya dalam tiga dekade. Ekonomi di negeri kanguru itu kini tumbuh positif 3,3% dalam tiga bulan yang berakhir September dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Pemulihan sebagian besar didorong oleh peningkatan pengeluaran rumah tangga, karena pembatasan sosial karena adanya Covid-19 terus dicabut di sebagian besar negara bagian.
“Seperti yang dikatakan gubernur Reserve Bank. kami sekarang telah berbelok dan pemulihan sedang berlangsung,” kata Bendahara Negara Josh Frydenberg seperti dilansir dari CNN Business yang kami kutip hari ini Kamis (3/12/2020).
Kini, Australia dalam menjaga kestabilan ekonominya sedang berusaha memperbaiki kembali hubungan dagangnya dengan China. Sebab, bila tak diperbaiki perekonomian negara dari sisi ekspor dinilai akan terganggu.
“China adalah mitra dagang nomor satu kami. Banyak pekerjaan Australia bergantung pada perdagangan. Saya sangat optimis dengan peluang para eksportir kami di seluruh dunia,” kata Frydenberg.
Sementara itu, di negara kita Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 mengalami minus 3,49%. Ini menandakan Indonesia memasuki resesi, setelah dua kuartal berturut-turut perekonomiannya berkontraksi negatif. Sebelumnya pada kuartal II, ekonomi Indonesia mengalami minus 5,32%.
Perekonomian Indonesia menunjukkan perbaikan yang signifikan pada triwulan III 2020 ini. Titik balik atau turning point pemulihan ekonomi di triwulan III 2020 ini juga tercermin dari data ekonomi yang menunjukkan adanya perbaikan di berbagai sektor, kendati masih minus artinya belum keluar dari resesi.
“Penyerapan belanja APBN 2020 dan program PEN terus akan diakselerasi untuk menangani masalah kesehatan akibat Covid-19. Program untuk menjaga daya beli masyarakat akan diteruskan, juga dukungan bagi aktivitas dunia usaha. Untuk memastikan agar tren pemulihan ekonomi yang menunjukkan pembalikan nyata bisa terus berjalan,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.
Baca Juga: Penerimaan Pajak Q3/2020 Merosot Lagi, Resesi Semakin Dalam?