PajakOnline.com—Bank Indonesia (BI) menyampaikan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) melanjutkan tren positif pada November 2023 atau 3 bulan menjelang Pemilu 2024. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, posisi M2 tembus di angka Rp8.573,6 triliun atau tumbuh 3,3% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Erwin menilai pertumbuhan tersebut relatif stabil dari bulan sebelumnya yang tumbuh 3,4% (yoy) ke angka Rp8.505,4 triliun. Artinya, dalam kurun waktu satu bulan, peredaran M2 naik senilai Rp68,2 triliun.
“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 2,0% yoy dan uang kuasi sebesar 4,9% yoy,” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (22/12/2023).
Peredaran M1 terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral, termasuk uang elektronik, dan tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Peredaran uang ini tumbuh dari Rp4.691,2 triliun (Oktober 2023) menjadi Rp4.725,7 triliun pada November.
Uang kuasi yang terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan lainnya, baik rupiah maupun valuta asing atau valas, serta simpanan giro valas tumbuh 4,9% (yoy) dan berada di angka Rp3.820 triliun. Naik dari posisi bulan sebelumnya di angka Rp3.788,5 triliun.
“Perkembangan M2 pada November 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat,” lanjutnya dalam laporan tersebut. Penyaluran kredit pada November 2023 tumbuh sebesar 9,7% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,7% (yoy).