PajakOnline.com—Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berencana mengurangi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), karena melihat kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini cukup baik.
“Penerbitan SBN nanti bisa dilakukan penurunan, karena kondisi keuangan negara yang cukup baik pada kuartal pertama ini,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi Mei 2023.
Pada kuartal 1-2023, APBN mencetak surplus sebesar Rp128,5 triliun. Surplus tersebut pun terus meningkat menjadi Rp234,7 triliun per April 2023. Hal ini terjadi karena terdapat lonjakan penerimaan negara yang cukup besar, yakni mencapai Rp1.000,5 triliun atau naik 17.3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dalam empat bulan pertama. Sementara, realisasi belanja negara baru sebesar Rp765,8 triliun.
Menkeu menyebutkan, penerbitan SBN per April 2023 mencapai Rp240 triliun atau 33,7 persen dari target APBN yaitu sebesar Rp712,9 triliun. Realisasi tersebut meningkat 68,8 persen atau sebesar Rp142,2 triliun.
Kenaikan tersebut seiring dengan antisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, maupun suku bunga di dalam negeri.
Dengan demikian, secara keseluruhan realisasi pembiayaan utang mencapai Rp243,9 triliun atau tumbuh 55,9 persen dari Rp156,4 triliun.
“Dalam hal ini, realisasi pembiayaan utang telah mencapai 35 persen dari target APBN sebesar Rp696,3 triliun” kata Sri Mulyani.
Menurut Menkeu, dengan adanya pengelolaan yang bijaksana dan akuntabel, realisasi pembiayaan akan terjaga baik dalam mendukung kinerja APBN dan pengelolaan serta waktu penerbitan utang melalui SBN. Pinjaman akan terkendali sesuai dengan strategi pembiayaan tahun 2023. (Azzahra Choirrun Nissa)