PajakOnline.com—Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2021 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tingkat literasi dan inklusi keuangan Indonesia sebesar 49,68% dan 85,1%.
Angka tersebut mengalami kenaikan dan hasil survei OJK terakhir yang dilakukan pada 2019, yaitu sebesar 38,03% dan 76,19%. Dari sisi gender, untuk pertama kalinya indeks literasi perempuan lebih tinggi (50,33%), dibandingkan dengan laki-laki (49,05%).
Perempuan memang memiliki peran strategis di dalam pembangunan, termasuk para ibu rumah tangga yang menjadi sekolah pertama dalam keluarga dengan peran penting untuk mengedukasi anak-anak, tidak terkecuali dalam hal produk dan jasa keuangan.
Tingkat inklusi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan leterasi keuangan pada survei OJK tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah banyak yang mengakses jasa keuangan, tetapi tidak dibarengi dengan pemahaman yang komprehensif tentang produk dan jasa keuangan yang digunakan.
Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi setiap pemangku kepentingan untuk menurunkan ketimpangan tersebut, supaya masyarakat Indonesia bisa masuk dalam kategori sangat terliterasi (well-literate) dan semakin bijak dalam mengelola keuangan mereka.
Financial Planner & Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Rista Zwestika menjelaskan tingginya peran perempuan terhadap perekonomian di Indonesia cukup tinggi sampai 61% terhadap Produk Domestik Bruno (PDB).
Oleh sebab itu sangat penting bagi para perempuan untuk mengasah skill financial management dari mulai mengatur keuangan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari hingga memiliki layanan asuransi untuk menjaga keberlangsungan keluarga tercinta dengan terencana.
“Kami percaya, bahwa kesejahteraan masyarakat merangkul semua aspek kehidupannya dimulai dari ketangguhan financial bagi masa depannya dan keluarga,” kata Indri.
Progam Financial Literacy for Women, sebagai sebuah progam literasi keuangan yang diselenggarakan untuk menjangkau para perempuan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia hingga ke Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat dan Halmahera Barat, Maluku Utara pun dibutuhkan.
Disenggelarakan sejak April 2023, program Financial Literacy for Women ditargetkan untuk perempuan yang tinggal di wilayah 3T, dan untuk kegiatan di Lombok Utara dan Halmahera Barat diikuti sekitar 1.700 peserta yang bergabung secara tatap muka maupun online. Acara tersebut juga menghadirkan perwakilan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat, Prudential Indonesia, dan perencanaan keuangan.
Melalui inisiatif ini, sejak tahun 2009 sampai 2023 Prudential Indonesia sudah menjangkau dan memberikan pelatihan perencanaan keuangan rumah tangga kepada lebih dari 56.000 perempuan Indonesia yang sudah bergabung secara daring maupun luring. Peluasan wilayah dan target peserta Financial Literacy for Women juga semakin naik setiap tahun.
Chief Human Resources & Community Investment Officer Prudential Indonesia Indrijati Rahayoe optimis progam ini akan turut mendorong kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan mendorong peran penting perempuan dalam mengatur keuangan keluarga.
“Untuk itu, penting bagi setiap perempuan untuk memiliki dasar kecakapan financial yang mumpuni. Literasi financial dan asuransi adalah salah satu pilar Community Invesment Prudential Indonesia dan kami berkomitmen untuk terus memperluas progam melalui kolaborasi dengan berbagai pihak demi membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera, serta masa depan Indonesia yang lebih baik,” katanya.
Progam Financial Literacy for Women juga mengajak beberapa perencana keuangan untuk memberikan konsep dasar perencanaan keuangan, serta praktik yang efektif untuk diri sendiri maupun keluarga di rumah, persiapan masa pensiun hingga pentingnya memiliki perlindungan.
Pemahaman mengenai literasi keuangan, termasuk produk dan jasa keuangan begitu mendasar dan sangat penting untuk memastikan ketangguhan finansial pribadi dan keluarga untuk menjalani setiap fase kehidupan, termasuk masa depan. Prudential turut ambil bagian untuk menjelaskan peran dan manfaat produk perlindungan jiwa dan kesehatan sebagai bagian dari strategi dalam mengatur kelangsungan kekuatan finansial. (Wiasti Meurani)