PajakOnline.com—Kinerja APBN mencatatkan defisit. Penerimaan negara terus menurun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi penerimaan negara hingga akhir Mei 2024 tercatat Rp1.123,5 triliun. Realisasi tersebut sekitar 40,1% dari target dalam APBN 2024 sebesar Rp2.802,3 triliun.
“Kalau kita lihat pertumbuhan dibandingkan tahun lalu bulan Mei terjadi penurunan 7,1% (year on year),” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Kamis (27/6/2024).
Secara year on year (yoy) pada akhir Mei 2023 atau tahun lalu, realisasi penerimaan negara tercatat Rp1.209,3 triliun atau 49,1% dari target APBN. Kinerja pada saat itu juga tumbuh 13,0%.
“Ini seperti diingat, tahun 2023 dan 2022 di mana kenaikan harga dari komoditas-komoditas itu luar biasa tinggi sehingga membukukan penerimaan dari sisi perpajakan maupun PNBP. Ini tentu sesuatu yang akan terus kita monitor dan waspadai,” kata Menkeu.
Realisasi belanja negara hingga akhir Mei 2024 sebesar Rp1.145,3 triliun. Artinya, sebanyak 34,4% dari pagu dalam APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 triliun sudah dibelanjakan.
“Ini 14% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu atau artinya tumbuhnya 14% (year on year),” katanya.
Sebagai perbandingan, realisasi belanja negara pada akhir Mei 2023 tercatat Rp1.004,9 triliun atau 32,8% dari pagu dalam APBN. Pada saat itu, kinerja belanja negara tumbuh 7,1% secara tahunan.
Dengan kinerja pendapatan negara dan belanja negara tersebut, kata Sri Mulyani, APBN 2024 mencatatkan defisit senilai Rp21,8 triliun atau 0,10% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Membadingkan tahun 2023 lalu (yoy), posisi akhir Mei 2023, APBN masih surplus cukup besar. Nilainya adalah Rp204,3 triliun atau 0,9% terhadap PDB.
Baca Juga: