PajakOnline.com |Direktorat Jenderal Pajak (DJP) optimistis dapat mencapai target penerimaan pajak Rp1.921,9 triliun walaupun harga komoditas unggulan melemah, seperti batu bara dan minyak kelapa sawit mentah atau CPO.
Kepala Subdirektorat Pengelolaan Penerimaan Pajak DJP Muchamad Arifin mengungkapkan, proyeksi atau outlook penerimaan pajak tersebut sesuai Laporan Semester (Lapsem) pada Juli 2024 lalu.
“Kami masih optimis, kemungkinan Rp1.921,9 triliun akan tercapai. Pak Dirjen (Suryo Utomo) selalu menyampaikan bahwa kalau bisa mencapai di atas Lapsem yang sudah disampaikan dengan DPR,” katanya dalam Media Gathering APBN 2025, Kamis (26/9/2024) kemarin.
Arifin menjelaskan penerimaan pajak kumulatif neto sampai dengan Agustus 2024 yang senilai Rp1.196,54 triliun masih mengalami kontraksi sebesar 4,04% (YoY), terutama akibat penurunan Pajak Penghasilan (PPh) Badan tahunan dan peningkatan restitusi.
Kontraksi tersebut terus mengalami perbaikan atau dengan nominal yang lebih kecil, sejak Mei 2024. Meski demikian, penerimaan pajak secara bruto masih berada pada zona positif. Adapun, outlook Rp1.921,9 triliun nyatanya lebih rendah Rp67 triliun dari target awal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang senilai Rp1.988,9 triliun.
Menurutnya, pencapaian penerimaan ini sangat dipengaruhi moderasi harga komoditas pada tahun lalu, yang menyebabkan PPh Nonmigas dan PPh Migas pada outlook lebih rendah dari target APBN. Di mana PPh Nonmigas yang pada awalnya ditargetkan senilai Rp1.063,4 triliun, proyeksi pemerintah hanya akan mencapai Rp1.000,4 triliun. Sementara PPh Migas yang awalnya dipatok Rp76,4 triliun, turun menjadi Rp61,9 triliun.