PajakOnline.com—Retur penjualan dan retur pembelian merupakan dua hal yang sering ditemukan dalam transaksi keuangan. Tentu saja, kemungkinan pengembalian bisa terjadi karena kegiatan penjualan maupun pembelian tidak selamanya berjalan dengan lancar. Biasanya ada saja barang yang rusak atau tidak sesuai dengan pemesanan. Saat melakukan pengembalian barang ada dokumen yang harus disertakan, baik oleh pihak penjual maupun pihak pembeli yang disebut dengan nota retur.
Perbedaan kedua jenis retur sebagai berikut;
Retur pembelian merupakan pengembalian barang dari pihak pembeli kepada pihak penjual karena barang yang telah dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan ataupun barang yang dikirim rusak. Dengan adanya retur pembelian, utang pihak pembeli kepada pihak penjual akan berkurang.
Akun retur pembelian dicatat pada bagian kredit dalam jurnal keuangan, sedangkan utang dagang dicatat pada bagian debit. Maka, retur pembelian akan mempengaruhi pencatatan laporan arus kas.
Terdapat 2 jenis retur pembelian yang dilakukan pihak pembeli, yaitu:
1. Retur Pembelian Secara Kredit
Yakni pengembalian barang dagang yang diperjualbelikan antara penjual dan pembeli secara kredit dengan angsuran dan akan dianggap lunas sesuai waktu jatuh tempo yang sudah disepakati antara pihak pembeli dan penjual.
2. Retur Pembelian Secara Tunai
Yakni pengembalian barang dagang yang telah dibeli oleh pihak pembeli secara tunai kepada pihak penjual dan dicatat di arus kas dengan catatan bahwa barang bisa diretur atau dikembalikan jika rusak.
Sedangkan retur penjualan merupakan penerimaan barang oleh pihak penjual yang dikembalikan dari pihak pembeli. Pengembalian ini biasanya terjadi bila barang yang dikirim pihak penjual tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pembeli atau mengalami kerusakan.
Retur penjualan menyebabkan piutang atau tagihan dari pihak penjual kepada pihak pembeli berkurang. Saat mencatat retur penjualan pada jurnal keuangan, isi kolom debit dengan akun retur penjualan sedangkan piutang dagang dicatatkan pada sisi kredit.
Terdapat 3 jenis retur penjualan, yakni:
1. Retur penjualan yang mengembalikan kas pihak pembeli.
2. Retur penjualan yang mengurangi piutang pihak pembeli.
3. Retur penjualan untuk mengganti barang yang rusak dari pihak pembeli dengan barang baru.
Untuk mengurangi angka pengembalian barang, maka penjual harus lebih memperhatikan jenis dan spesifikasi barang yang akan dikirimkan.
Perbedaan antara retur penjualan dan retur pembelian yakni retur penjualan terjadi ketika konsumen mengembalikan produk yang telah dibeli dari toko atau pengecer. Sedangkan, retur pembelian terjadi ketika pihak yang membeli produk mengembalikan produk tersebut ke pemasok.
Secara lebih rinci, berikut perbedaan antara retur penjualan dan retur pembelian yakni:
1. Orang yang Melakukan Retur
Perbedaan mendasar antara retur penjualan dan retur pembelian adalah siapa yang melakukan pengembalian. Retur penjualan dilakukan oleh konsumen akhir, sedangkan retur pembelian dilakukan oleh pihak yang membeli produk dari pemasok.
2. Alasan Pengembalian
Selanjutnya, alasan pengembalian juga berbeda. Retur penjualan sering terjadi karena produk tidak sesuai dengan harapan atau rusak saat diterima. Sedangkan, retur pembelian terjadi karena pihak yang membeli produk menemukan masalah dengan produk tersebut seperti cacat atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.
3. Pengaruh Terhadap Bisnis
Retur penjualan dapat berdampak pada reputasi toko atau pengecer, jika terlalu banyak produk yang dikembalikan, konsumen mungkin kehilangan kepercayaan pada bisnis dan mencari alternatif lain. Sementara, retur pembelian dapat berdampak pada hubungan bisnis antara pemasok dan pembeli, jika terlalu banyak produk yang dikembalikan, pemasok mungkin tidak ingin bekerja sama lagi dengan pembeli.
4. Prosedur Pengembalian
Terakhir, prosedur pengembaliannya juga berbeda. Retur penjualan biasanya melibatkan proses yang lebih sederhana, di mana konsumen dapat mengembalikan produk ke toko atau pengecer dan mendapatkan pengembalian uang atau pertukaran produk. Sedangkan, retur pembelian melibatkan proses yang lebih kompleks karena melibatkan pihak yang membeli produk dan pemasok.
Setelah memahami penjelasan diatas maka penting bagi bisnis untuk memiliki prosedur pengembalian yang jelas dan mudah dipahami oleh konsumen atau pihak yang membeli produk. Hal ini dapat membantu mengurangi potensi kerugian dan meningkatkan kepercayaan konsumen atau pihak yang membeli produk. (Azzahra Choirrun Nissa)