PajakOnline.com—Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi diambil berdasarkan pertimbangan kondisi ekonomi global yang melambat karena adanya tekanan geopolitik dan risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa.
“Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sedikit melambat dibandingkan dengan
pertumbuhan 2022 akibat adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi global,”
kata Sri Mulyani seusai mengikuti rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
I/2023, kemarin.
Sri Mulyani masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 5% seiring dengan momentum pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung.
Menurut Menkeu perekonomian Indonesia masih akan tumbuh tinggi pada kuartal I/2023. Karena kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dihentikan.
“Dengan kebijakan PPKM sudah tidak dilakukan lagi, berarti mobilitas masyarakat
di mana-mana sudah luar biasa. Ini lebih tinggi lagi dibandingkan kuartal IV/2022
yang sudah mengalami peningkatan karena Natal dan Tahun Baru,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebutkan perekonomian pada tahun 2023 memang masih akan dibayangi oleh banyak risiko yang berpotensi menekan pertumbuhan. Namun demikian, sambungnya, terdapat juga beragam upside risk yang jauh lebih kuat.
Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh sebesar 4,8% pada tahun ini, atau di bawah asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2023 yang ditetapkan sebesar 5,3%.