PajakOnline.com—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian di wilayah Jawa Timur berasas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp735,70 triliun, meningkat Rp22,9 triliun setara 2,66% pada Triwulan II Tahun 2023 ini.
Kepala BPS Jatim Zulkipli mengatakan, pada Triwulan I Tahun 2023, perekonomian Jawa Timur berasas PDRB ADHB mencapai Rp712,80 triliun. Sementara itu, PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) pada Triwulan II Tahun 2023 mencapai Rp460,99 triliun, sedangkan pada Triwulan I di nomor Rp449,03 triliun dalam keterangannya, di Surabaya, Senin (7/8/2023).
“Jika dilihat secara tahunan (yoy) pada periode Triwulan-II 2022 ke 2023, meningkat Rp56,71 triliun, dari sebelumnya Rp678,99 triliun ke Rp735,70 triliun alias naik 5,24 persen. Jadi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur secara kumulatif sampai Triwulan II Tahun 2023 mencapai 5,10 persen,” katanya.
Zulkipli menjelaskan, ada sejumlah sektor yang mempunyai kontribusi terbesar atas pertumbuhan perekonomian di Jawa Timur, di antaranya industri pengelolaan, perdagangan, pertanian, bangunan dan akomodasi makan minuman.
“Industri pengelolaan mencapai 30,17 persen, perdagangan 18,75 persen, pertanian 11,82 persen, bangunan 8,59 persen dan akomodasi makan minum 5,83 persen,” ucapnya.
Namun, jika dilihat secara pertumbuhan ada tiga sektor yang utama yaitu pertanian di nomor 13,15%, kemudian transportasi dan pergudangan nang mencapai 7,90% dan terakhir di sektor infokom yaitu 2,93%.
“Sementara sektor nang mengalami kontraksi di lapangan usaha, jasa pendidikan dan pengadaan listrik gas,” katanya.
Selain itu, menurut Zulkipli, pengedaran dan pertumbuhan PDRB menurut lapangan upaya di Jawa Timur tumbuh positif. Tak hanya itu, pengedaran listrik juga turut meningkat sebesar 12,91 persen saat seremoni hari besar alias seremoni keagamaan di Jawa Timur.
“Lapangan upaya dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan serta pengadaan listrik serta gas. Momentum libur lebaran nang cukup panjang dan beberapa liburan panjang nang menyebabkan kenaikan di seluruh moda transportasi, ialah tumbuh sebesar 13,90 persen,” tuturnya.(Kelly Pabelasary)