PajakOnline | Mudik Lebaran 2025 menjadi momentum kesiapan bagi pemerintah dalam memasyarakatkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Sebab, menggunakan mobil listrik jauh lebih hemat daripada mobil konvensional bahan bakar minyak (BBM). Diprediksi pemakaian mobil listrik akan meningkat, bahkan peningkatan mencapai lima kali lipat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN memastikan amannya pasokan energi listrik selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025 bagi para pemudik yang menggunakan kendaraan listrik. PLN memperkirakan jumlah mobil listrik (EV) yang digunakan untuk mudik Lebaran 2025 akan meningkat pesat menjadi 21.570 kendaraan. Jumlah itu melonjak 500% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 4.314 kendaraan.
PLN telah menyiapkan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) hingga penggunaan digitalisasi.
EVP Operasi Sistem Kelistrikan (OSL) PLN Dispriansyah mengungkapkan, PLN juga telah melengkapi alternatif SPKLU mobile untuk titik-titik jalan yang trafik penggunaan mobil listriknya cukup massif, khususnya Jawa dan Sumatera.
“Untuk mengantisipasi akan semakin tingginya pertambahan penggunaan mobil listrik berbasis baterai tahun ini, kami perkirakan akan naik 5 kali lipat, kami tambah SPKLU menjadi 3.600 SPKLU yang akan kita operasikan,” kata Dispriansyah.
Dia memproyeksikan pengguna kendaraan listrik pada mudik Lebaran tahun ini naik 5 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Oleh karena itu, PLN menambah SPKLU 1.000 unit di 615 lokasi di jalur tol mudik Trans Sumatera dan Jawa.
Hingga saat ini, secara nasional PLN dengan para mitra telah menyediakan total 3.558 unit SPKLU yang tersebar di 2.412 titik strategis seluruh Tanah Air.
Untuk alternatif, pihaknya menyediakan 12 unit SPKLU Mobile yang bersiaga di sepanjang ruas Tol Sumatera dan Jawa apabila terdapat pengguna kendaraan listrik yang kehabisan daya di sepanjang jalan tol.
“Kita fasilitasi juga dengan ada fitur di PLN mobile itu mereka bisa tracking SPKLU mana yang sedang kosong, jadi bisa memperkirakan ketika baterai mobil 50% berarti ada berapa rest area lagi yang bisa ditempuh,” ujarnya.
Dengan fitur tersebut, pihaknya berharap dapat mengurangi antrean charging kendaraan listrik.
Saat ini, SPKLU telah tersedia di setiap rest area di sepanjang jalur mudik Trans Sumatera dan Jawa dengan rata-rata jarak antar SPKLU sekitar 22 kilometer.
“Standar mobil listrik 200-300 km perjalanan, ini kalau yang paling kecil 300 km mungkin dia akan ngisi di 200 km di sepanjang tol kita lebih kurang 20-30 km ada rest area kita sehingga memberikan kelonggaran,” tuturnya.
Tak hanya itu, PLN juga bekerja sama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. apabila terdapat kendaraan listrik yang bermasalah selain persoalan baterai di jalur tol saat mudik.“Tahun ini kami akan jauh lebih prima lagi dalam layanan masyarakat,” pungkasnya.