PajakOnline | Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2025.
Amalia Adininggar Widyasanti Kepala Badan Pusat Statistik menyebutkan konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan 4,89% secara tahunan. Sementara itu, kontribusinya terhadap perekonomian tercatat sebesar 54,53%.
Dia menjelaskan, aktivitas konsumsi masyarakat masih menunjukkan kinerja positif, karena didorong oleh momentum bulan puasa dan libur panjang Lebaran yang jatuh pada akhir Maret 2025.
Meskipun ada dorongan tersebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga lagi-lagi tidak mampu mencapai 5%.
“Konsumsi rumah tangga masih menjadi sumber pertumbuhan terbesar, yaitu memberikan kontribusi sebesar 2,61%,” katanya, Senin (5/5/2025).
Selain konsumsi rumah tangga, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 juga ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Komponen investasi ini tercatat tumbuh sebesar 2,12% dan menyumbang 28,03% terhadap struktur Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan pengeluaran.
Di sisi lain, kinerja ekspor turut memberikan andil dengan pertumbuhan sebesar 6,78%, yang dipicu oleh peningkatan ekspor nonmigas serta lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara.
Kontribusi ekspor terhadap perekonomian mencapai 22,3%.
Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38%. Penurunan ini dipengaruhi oleh tidak adanya belanja yang bersifat temporer seperti pada masa pemilu sebelumnya.
Meski demikian, kontribusinya terhadap perekonomian tetap berada di angka 5,88%.
Adapun konsumsi dari Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,07%, dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 1,39%.
“Dari sisi pengeluaran pada triwulan I/2025, secara year on year seluruh komponen tumbuh positif kecuali konsumsi pemerintah,” kata Amalia.
Secara keseluruhan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 mencapai 4,87% secara tahunan (year-on-year). Angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, di mana ekonomi tumbuh sebesar 5,11%. (Khairunisa Puspita Sari)