PajakOnline.com—Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) memperkirakan harga telur ayam akan kembali stabil pekan depan. Zulhas mengungkapkan, naiknya harga telur ayam di pasar dipicu oleh produksi telur yang berkurang lantaran banyak induk ayam yang dipotong untuk dijual pada saat momen Idul Fitri 2023 lalu.
“Ayam yang induk telur aja dijual agar harganya naik, tapi harga telurnya kurang. Jika begitu, ayam belum saatnya meneteskan tapi sudah dipecahin, di-cutting namanya, dibuang sehingga harga naik,” kata Zulhas dalam keterangannya, dikutip hari ini.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga telur ayam ras di rata-rata pasar se-Indonesia tercatat sebesar Rp30.380 per kg. Sementara harga tertinggi terjadi di Papua Barat, harga telur ayam ras tercatat Rp39.050 per kg, sedangkan harga terendah sebesar Rp27.020 per kg di Aceh.
Saat ini, pemerintah tengah berupaya untuk menambah jumlah indukan ayam. Dengan begitu, diharapkan produksi telur ayam di dalam negeri kembali berlimpah yang berujung pada turunnya harga telur di pasar. Namun, semua membutuhkan waktu, sebab indukan ayam membutuhkan waktu untuk bertelur.
“Untuk stabil perlu waktu lagi karena indukannya kan nggak cepat (bertelur) sehingga perlu waktu kira-kira, ini sekarang sudah tiga minggu, mungkin dua minggu lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut harga jagung yang menjadi pangan ternak juga menjadi salah satu penyebab mahalnya harga telur di tingkat konsumen.
Menurut hasil penelusuran Bapanas, harga jagung berada di atas Rp6.000 per kg, bahkan mencapai Rp6.700 per kg. Padahal jika berdasarkan Peraturan Bapanas No.5/2022, harga jagung berada di atas acuan yang ditetapkan sebesar Rp5.000 per kg. (Azzahra Choirrun Nissa)