PajakOnline.com—Perekonomian Indonesia di tahun 2022 tumbuh solid sebesar 5,3% (yoy), di mana semua daerah bangkit dan tumbuh positif. Selain itu, kinerja ekonomi di tahun 2022 mencatatkan pertumbuhan positif di seluruh sektor dan pemulihan bersifat broad-based. Laporan APBN Kita (Kinerja dan Fakta) Edisi Februari 2023 Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, keberlanjutan pemulihan ekonomi ini menjadi landasan kuat untuk menghadapi risiko eksternal jangka pendek, sehingga di awal tahun 2023 optimisme pemulihan dan penguatan ekonomi tetap terjaga.
Hal ini terlihat dari realisasi Neraca Perdagangan Indonesia yang melanjutkan tren surplus selama 33 bulan berturut-turut, di mana kinerja ekspor bulan Januari 2023 tercatat USD22,31 miliar (tumbuh 16,4% yoy) dan impor tercatat USD18,44 miliar (tumbuh 1,3% yoy).
Indikator dini perekonomian domestik juga cukup kuat. Salah satunya ditunjukkan oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih stabil di tingkat tinggi (128,16), menunjukkan keyakinan dan optimisme ekonomi ke depan. Selain itu, penjualan kendaraan yang terus meningkat juga mengindikasikan konsumsi kelas menengah yang terus tumbuh sehat. Dari sisi produksi, kredit investasi dan modal kerja melanjutkan peningkatan, serta PMI Manufaktur Indonesia berada di zona ekspansif dan tercatat naik menjadi 51,3.
Inflasi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan beberapa negara peers (Januari 5,28% yoy, 0,34% mtm). Volatilitas pasar keuangan yang mulai mereda turut menambah catatan positif di awal tahun hingga 20 Februari 2023. Nilai tukar Rupiah konsisten menunjukkan tren apresiasi yang menguat 2,7% (ytd). Selain itu, kinerja perekonomian dan pasar keuangan yang baik mendorong asing masuk ke pasar SBN, yang mencatatkan inflow sebesar Rp43,9 triliun (ytd).
Sementara dari sisi kepemilikan SBN, Perbankan dan BI mendominasi, sedangkan porsi kepemilikan asing menurun sejak akhir 2020 (25,2%) menjadi 14,8%. Meski demikian, kebijakan moneter The Fed dan sentimen di pasar keuangan masih perlu terus dicermati.