PajakOnline.com—Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan, koperasi harus mampu menjadi solusi pembiayaan bagi usaha mikro yang 99% mendominasi ekonomi di Indonesia.
“Saat ini, kami juga tengah mendorong koperasi simpan pinjam (KSP) juga aktif membiayai sektor produktif, tak hanya perdagangan,” kata Teten seperti kami kutip dari laman Kemenkop UKM hari ini.
KSP diminta tak hanya membiayai sektor perdagangan tapi juga sektor produktif seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan. Di sektor-sektor tersebut perbankan tak mau masuk karena dinilai terlalu berisiko.
“Koperasi, diharapkan memperkuat ekonomi rakyat di sektor pangan produktif, dengan memberikan akses pembiayaan yang mudah dan murah,” tegasnya.
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Credit Union (CU) Pancur Kasih di Pontianak menjadi salah satu contoh yang masuk dalam 100 koperasi besar dan meraih penghargaan sebagai KCU peduli sosial terbaik. Bahkan pembiayaan serta pendampingan usaha, mayoritas di sektor produktif.
Tak hanya membuka akses pembiayaan ke sektor produktif, KemenkopUKM juga mendorong digitalisasi koperasi sebab ekonomi digital Indonesia diramal akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Potensi pada tahun 2025 ditaksir mencapai Rp1.748 triiun (124 miliar dolar AS).
Teten berharap, koperasi besar siap membantu meningkatkan daya saing produk UMKM. Untuk itu, penting bagi koperasi untuk membangun factory sharing. UMKM yang tak banyak memiliki alat produksi modern bisa maklon, bergabung dengan koperasi besar.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong penguatan lembaga, dengan koperasi melakukan spin off. Menurutnya, koperasi harus masuk ke skala ekonomi yang lebih besar.