PajakOnline.com—Isi video Aliansi Dokter Dunia tertanggal 10 Oktober 2020 sungguh mencengangkan. Mereka yang mengaku dokter terkemuka di negaranya ini menyangkal bahaya Covid-19.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul
Mereka sepakat dan mengaku sebagai pihak pembawa kebenaran. Mereka mengklaim bahwa peristiwa Covid-19 itu tidak ada.
Pernyataan mereka sungguh kontradiksi. Bagi media, biasanya pernyataan seperti ini mempunyai nilai berita tinggi, sehingga akan beramai-ramai mengangkatnya menjadi berita utama.
Namun kenyataannya, media mainstream di Indonesia tidak ada yang mengangkat peristiwa tersebut secara berimbang. Di antara media itu tidak menelusuri lebih dalam dalam memberitakannya karena dinilai hoax.
Ironis memang, informasi tersebut oleh media secepatnya dinilai hoax, palsu. Padahal, belum ada konfirmasi langsung kepada Aliansi Dokter Dunia. Peluang konfirmasi untuk mewawancarai sangat terbuka mengingat para dokter itu secara terbuka membuka identitasnya di video tersebut.
Apalagi media sebagai pembawa kebenaran, idealnya secepatnya mengklarifikasi informasi tersebut. Sebab, informasi semacam itu juga banyak beredar dan diterima masyarakat sebagai kebenaran.
Kalau informasi dari Aliansi Dokter Dunia itu cepat menyebar di masyarakat dan masyarakat menerimanya, maka akan makin sulit bagi pemerintah untuk meminta masyarakat melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini akan membawa konsekuensi pada makin besarnya peluang penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Jadi, melalui konfirmasi kepada Aliansi Dokter Dunia yang konon juga membawa kebenaran, media setidaknya akan dapat menolak atau membenarkan pendapat masyarakat yang menganggap Covid-19 tidak ada.
Bahkan melalui konfirmasi pula, media akan lebih yakin Aliansi Dokter Dunia itu sungguh-sungguh pembawa kebenaran atau justeru kepalsuan.
***
M. Jamiluddin Ritonga adalah
penulis buku:
1. Tipologi Pesan Persuasif
2. Perang Bush Memburu Osama
3. Riset Kehumasan
Mengajar:
1. Metode Penelitian Komunikasi
2. Isu dan Krisis Manajemen
3. Riset Kehumasan
Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996 -1999.