PajakOnline.com—Startup adalah sebuah perusahaan yang belum lama terbentuk. Dikarenakan belum lama terbentuk, perusahaan seperti ini masin dalam proses pengembangan dan penelitian. Oleh karena itu, terdapat metode yang dipakai dalam membangun perusahaan startup salah satu di antaranya adalah lean startup.
Lean startup merupakan perusahaan rintisan yang fokusnya kepada cepatnya proses penciptaan prototype untuk bisa dilakukan pengujian langsung oleh pengguna atau wakil dari target pasar. Menurut Eric Ries, metode lean startup bertujuan meminimalisir risiko saat mendirikan sebuah startup.
Ciri-Ciri Lean Startup
Terdapat beberapa ciri khas dari metode pengembangan bisnis startup ini, seperti:
– Produk yang dikembangkan mengikuti masukan dari pengguna.
– Memakai Validated Learning sebagai penentuan minat pelanggan (hasilkan hipotesis mencapai tujuan startup, membangun produk dan membuktikan asumsi).
– Fokus terhadap eksperimen daripada rencana yang sudah dibuat.
– Fokus terhadap popularitas produk dan lifetime customer value.
Dalam lean startup terdapat beberapa tahapan pengembangan tertentu, di antaranya :
1. Market Validation
Dalam market validation ini menjadi langkah awal dalam memastikan asumsi permasalahan/kebutuhan memang secara nyata terjadi di lingkungan target market kita.
2. Product Validation
Dalam tahap ini menjadi tahap dalam memastikan jika rancangan yang dibuat sebagai solusi paling efektif dalam menjawab.
3. Business Validation
Dalam tahap yang satu ini, kembali dipastikan oleh pihak pengembang usaha, apakah solusi atas permasalahan yang ada mengandung nilai bisnis. Dengan tahap ini juga terdapat penyesuaian model bisnis yang paling tepat bagi skema problem-solusi yang telah valid.(Ridho Rizqullah Zulkarnain)
Mengenai pemajakannya, pernah kami bahas sebelumnya, baca juga: Pemajakan dalam Perusahaan Startup